Home News PERKEMBANGAN DAN TANTANGAN MANAJEMEN GLAUKOMA DALAM PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PENDERITA GLAUKOMA

PERKEMBANGAN DAN TANTANGAN MANAJEMEN GLAUKOMA DALAM PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PENDERITA GLAUKOMA

January 31, 2023

Glaukoma bukan penyakit tunggal, namun glaukoma merupakan suatu kumpulan gejala dengan karakteristik progresif optic neuropathy yang ditandai dengan pencekungan cupping optic disc dan disfungsi visual berupa penyempitan lapang pandangan berupa pola spesifik dari defek lapang pandangan yang ireversibel. Peningkatan tekanan intraokular adalah faktor resiko utama yang dapat berperan untuk terjadinya glaukoma.4,5 Gejala glaukoma sering tidak disadari oleh penderita atau menyerupai penyakit gejala lain, sehingga kebanyakan penderita glaucoma kurang menyadari dirinya menderita glaukoma dan baru terdiagnosa ketika sudah stadium lanjut dan bahkan telah mengalami kebutaan total. (Kemenkes RI, 2015).

Kemajuan dalam penatalaksanaan glaukoma tidak membuat jumlah penderita glaukoma yang menurun. Pada tahun 2020 jumlah penderita glaukoma di dunia mencapai 79,6 juta dan diantaranya 11,2 juta penderita glaukoma mengalami kebutaan. Diperkirakan di tahun 2040 jumlah penderita glaukoma mencapai 111,8 juta jiwa (Pusdatin Kemenkes RI, 2019). Apabila penderita glaukoma tidak menyadari penyakit yang dideritanya, hal ini akan berdampak pada kualitas hidup penderitanya yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Kualitas hidup mencerminkan kesejahteraan umum dan kemampuan individu untuk mencapai kehidupan terbesarnya. Kualitas hidup adalah refleksi dari keseluruhan kesejahteraan seseorang serta kemampuan seseorang untuk mendapatkan hidup Bahagia. Kualitas hidup terdiri dari kemampuan fisik, kemampuan mental, persepsi tentang kesehatan secara umum, fungsi sosial dan kemandirian. Kualitas hidup merupakan tolak ukur yang sangat penting bagi penderita glaukoma. Oleh karena sifat glaukoma yang progresif maka dibutuhkan pengobatan dan monitoring secara terus menerus yang bertujuan agar tidak menggangu kualitas hidup penderitanya (Skalicky dan Goldberg, 2012)